Review : Lensa Sigma 70-300mm DG OS
Inilah review kami terhadap lensa tele
buatan Sigma yang punya nama lengkap Sigma 70-300mm f/4-5.6 DG OS yang
kehadirannya diumumkan September tahun silam. Rentang fokal 70-300mm
memang identik dengan rentang tele populer yang disukai para pencari
lensa tele. Sigma sendiri sudah membuat beberapa versi lensa 70-300mm
dan inilah versi terbaru mereka, cocok dipakai oleh pemilik DSLR crop sensor ataupun full-frame.

Saat ini jajaran lensa tele 70-300mm yang dimiliki Sigma cukup banyak disesuaikan dengan kebutuhan pembelinya, diantaranya :
- Sigma 70-300mm : paling murah
- Sigma 70-300mm APO : lebih mahal, dengan ekstra lensa ED
- Sigma 70-300mm OS : paling mahal, dengan stabilizer
Sigma melakukan langkah yang tepat dengan membenamkan fitur stabilizer
OS pada lensa 70-300mm OS ini, meski untuk itu harga jual lensa ini
terpaksa naik hampir dua kali lipatnya. Sayangnya lensa ini tidak lagi
memiliki fitur makro seperti lensa non OS sehingga hilanglah kemampuan
lensa ini dalam mengunci fokus pada benda yang berada dekat dengan
kamera.
Pada produk yang kami coba (Nikon-mount) telah dilengkapi dengan motor fokus untuk menjamin kompatibilitas dengan DSLR Nikon entry level semisal
D5000/D3000. Namun motor pada lensa ini bukan motor HSM khas Sigma
melainkan motor biasa (seperti pada lensa Canon non USM) yang bersuara
keras dan tidak terlalu cepat dalam mencari fokus. Kami mencoba auto
fokus lensa ini di kamera Nikon D40 dan tidak ada masalah dengan sistem
auto fokus di lensa ini, kamera dan lensa berkomunikasi dengan baik
tanpa masalah.
Kesan pertama
Lensa Sigma 70-300mm memiliki desain
yang tergolong standar dengan kualitas rancang bangun yang cukup baik.
Terdapat dua putaran di lensa ini yaitu untuk zoom dan untuk manual
fokus. Putaran zoom terasa seret dan agak berat, sementara putaran
manual fokus lebih terasa ringan. Sayangnya elemen depan lensa ini yang
punya diameter filter 62mm ikut berputar saat mencari fokus. Ada dua
tuas di sisi kiri lensa yaitu On-Off sistem stabilizer OS dan tuas AF-M untuk auto fokus - manual fokus. Semua lensa Sigma memakai mount berbahan logam, tak terkecuali lensa ini juga memakai mount logam yang kokoh dan kuat.
Elemen optik dan fokus
Susunan optik Sigma 70-300mm terdiri dari 16 elemen dalam 11 grup, memiliki 9 blades
diafragma dengan bukaan maksimal f/4 (di 70mm) dan f/5.6 (di 300mm) dan
bukaan minimum f/32. Lensa berbobot 600 gram ini hanya mampu mengunci
fokus ke obyek yang berada 1,5 meter di depannya, akibat dihilangkannya
fitur makro yang dijumpai di lensa Sigma 70-300mm versi sebelumnya.
Dalam paket penjualannya disertakan juga lens hood untuk mencegah flare.
Rentang fokal lensa Sigma ini adalah
70-300mm yang setara dengan 105-450mm pada kamera APS-C. Pada posisi
fokal 70mm, lensa ini berada di dimensi terpendeknya yaitu 12 cm dan
lensa ini akan semakin memanjang saat dizoom dan terukur panjangnya
menjadi 18 cm saat di zoom ke posisi 300mm. Panjang lensa ini masih bisa
bertambah sedikit bila ring manual fokus diputar. Ring fokus sendiri
berfungsi bila kita ingin memakai manual fokus, dan tuas AF-M dipindah
ke posisi M. Putaran manual fokus cukup presisi dan nyaman, sayangnya
elemen lensa di depan harus maju mundur dan ikut berputar. Lampu
konfirmasi fokus di viewfinder (titik berwarna hijau) akan menyala bila
fokus terbaik telah didapat saat proses manual fokus.
Lensa ini memiliki bukaan aperture
maksimal f/4 pada posisi 70mm, lalu berturut-turut mengecil menjadi
f/4.8 pada posisi 100mm, f/5 pada posisi 135mm, f/5.3 pada posisi 200mm
dan f/5.6 pada posisi 300mm. Bukaan terkecil dari lensa ini adalah f/32
dimana pastinya telah terjadi efek difraksi yang nyata bila kita memakai
bukaan sangat kecil.
Zoom power
Pengujian pertama yang kami lakukan adalah melihat picture angle pada posisi fokal ekstrim 70mm dan 300mm, inilah hasilnya.
Ketajaman dan Difraksi
Selanjutnya kami menguji ketajaman dan
efek difraksi yang terjadi untuk beberapa macam bukaan lensa (fokal
lensa 200mm) mulai f/5.3 hingga f/32 dan inilah hasilnya. Seperti yang
telah kami duga, ketajaman lensa ini pada fokal 200mm masih sangat baik,
dan perbedaan ketajaman antara f/5.3 dan f/8 hampir sulit dibedakan.
Mulai f/16 didapat latar yang semakin jelas dan mulai muncul kesan
penurunan ketajaman akibat bukaan kecil. Pada f/22 danf/32 obyek yang
difoto sudah semakin blur namun latar justru semakin tampak jelas.
Ini gambar aslinya :
Dan ini hasil crop untuk berbagai bukaan diafragma :
Optical Stabilizer test
Satu hal yang paling membuat penasaran
banyak pihak adalah kemampuan OS dari lensa ini (yang diklaim mampu
hingga 4 stop). Pengujian kami lakukan pada posisi fokal 200mm dan
kecepatan 1/40 detik dengan mengambil dua gambar (satu OS posisi off,
satu posisi on). Dalam kondisi tanpa stabilizer, diperlukan setidaknya kecepatan 1/200 detik bila memakai fokal 200mm. Maka kami anggap menguji kinerja stabilizer lensa
ini dengan kecepatan 1/40 detik masih cukup fair, karena sudah 2 stop
lebih rendah dari 1/200 detik. Foto sebelah kiri adalah hasil yang
didapat dengan OS off, tampak blur akibat getaran tangan. Sedangkan foto sebelah kanan tampak tajam berkat fitur OS on.
Bokeh test
Lensa tele memiliki keindahan bokeh yang mendekati lensa prime meski tentu untuk itu perlu memakai fokal terjauh dan bukaan terbesar. Kami coba mencari tahu bokeh yang dihasilkan pada fokal 300mm dan f/5.6 dan inilah hasilnya.
Fringing test
Purple fringing adalah hal yang
umum terjadi saat kamera menangkap obyek dengan perbedaan kontras
tinggi terutama pada posisi fokal terpendeknya, dan lensa ini pun tak
luput dari masalah serupa. Muncul kesan warna keunguan pada batas tepi
daun dan hal ini bisa diminimalisir dengan memakai fokal yang lebih
panjang atau bukaan lebih kecil.
Kesimpulan
Lensa third party seperti lensa
Sigma ini merupakan pilihan kedua apabila lensa semerk seperti Canon
atau Nikon dirasa diluar dari budget, memang secara optik dan kualitas
bodi memang tidak bisa sebaik lensa aslinya. Namun lensa Sigma 70-300mm
OS ini punya bandrol harga yang berbeda tipis dengan misalnya Nikon AF-S
70-300mm VR yang membuatnya terasa terlalu mahal. Bila anda memerlukan
lensa 70-300mm yang terjangkau, lensa Sigma non OS (seperti Sigma APO)
bisa dibeli dengan harga 2 jutaan, adapun kualitas optik antara Sigma
non OS dan Sigma OS kami yakin relatif sama.
Lensa Sigma 70-300mm OS ini secara umum
memiliki performa optik yang baik, ketajaman yang baik (terutama di
fokal 70mm hingga 200mm) dan relatif aman dari masalah lensa seperti flare dan purple fringing.
Karakter warna yang dihasilkan cukup natural dengan kontras yang
memuaskan. Lensa ini juga memiliki fitur wajib lensa tele yaitu stabilizer
optik yang efektif setidaknnya untuk 2 stop. Ada dua hal yang kami
sayangkan pada lensa ini, pertama tidak digunakannya motor HSM untuk
auto fokus, kedua adalah dihilangkannya fitur makro yang sangat berguna.
Dengan harga 4 jutaan anda bisa memiliki
lensa ini, atau anda bisa menabung lagi untuk membeli lensa Canon
75-300mm IS USM/Nikon 70-300mm VR yang lebih baik, atau menunggu
hadirnya Tamron 70-300mm dengan VC (stabilizer optik) dan motor USD (Ultrasonic Silent Drive) yang secara umum sekelas dengan Sigma 70-300mm ini.
Utuk contoh hasil foto lainnya bisa dilihat disini (klik untuk resolusi asli 6 MP) :




sumbeer:http://kamera-gue.web.id/2010/07/31/review-lensa-sigma-70-300mm-dg-os/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar