Kejurda Jabar : Sirkuit Tanpa Pagar Promotor Tak Gentar Pasang Badan

pedagang asonganpun santainya menyebrang saat race berlangsung
Sebulan sebelumnya juga sudah digelar di sirkuit yang sama cuma beda club penyelenggara… oh iya sekedar info.. penyelenggaraan kejurda balap motor Jabar diserahkan kepada club resmi yang terdaftar di Pengprov IMI Jabar dan minimal 1 tahun keanggotannya dan aktif dalam kegiatan otomotif Jawa Barat.
CMS atau singkatan dari Chupenk Motorsport mendapat mandat dari Pengprov sesuai permohonan club untuk menggelar kejurda balap motor seri 2 dimana pembalap Nasional sekelas Anggi Permana, Irvan Chupenk dan Sani Irawan bernaung di club tersebut karena sang ketua club adalah Ayahdnya tercinta H. Iyan Cahyan selaku pengelola sirkuit peusar.
Memang sebenarnya OZ sudah mendengar adanya masalah dalam pelaksanaan event tersebut. Disengaja atau tidak sebenarnya kalau dalam gelaran tersebut panitia tidak akan menggunakan pagar pengaman lintasan atau lebih dikenal dengan pager BRC sebagai syarat mutlak pengamanan penonton terutama.
Dalam SK Pengprov IMI Jabar no.007/IMI-Jabar/SK-OR/II//2014 tentang penataan pelaksanaan dan penataan kegiatan olahraga Rakeprov IMI Jabar yang diketok palu dan ditetapkan tanggal 9 Januari 2014 sudah jelas tertulis dipasal 3 ayat C yang berbunyi “diwajibkan untuk menggunakan pagar pengaman (BRC) untuk club event dibagian-bagian tertentu yang dianggap berbahaya minimal 70% dari panjang track lintasan, dan untuk KEJURDA diwajibkan untuk menutupi keseluruhan bagian lintasan dan semuanya harus dikonsultasikan dengan juri yang ditunjuk oleh pengprov IMI Jabar”.
Nahh ini kusutnya penyelenggaraan Kejurda Balap motor seri 2 kemaren. Club penyelenggara tidak memasang pagar pengaman seperti yang ditetapkan pengprov, dan tentunya brosis udah bisa menebak dooong… pasti penonton dengan enaknya menyeberang lintasan saat balap berlangsung. penontonpun dengan berani dan nekatnya duduk dan berdiri disisi lintasan yang bagi mereka dianggap sekalian rekreasi keleessss….
Pedagang asongan cang cimen ting deng lap muka qua qua terdengar nyaring menawarkan dagangannya berkeliling sirkuit dan menyeberang lintasan dan suaranya mengalahkan Kuyeng Marciano dalam bercuap-cuap yang didaulat sebagai MC.

“saya jujur sengaja gak pasang pagar, toh ini kan sirkuit permanen yang dikelilingi pagar, jalannya lomba aman kan meskipun tanpa pagar, kalau pembalap jatuh atau celaka dalam sirkuit kan udah biasa mas. bikin event kan gak murah, sementara pengprov tidak ada subsidi fresh mooney secuilpun kecuali piala, beda dengan kejurda 2 tahun sebelumnya. Saya hanya pingin tau, apakah berani tegas Pengprov dengan jeleknya penyelenggaraan ini, sementara club event yang digelar club lain dimana lebar lintasan hanya 3 meter aja sampai sekarang tidak dapat tegoran malah dapat penghargaan, saya sudah melahirkan prestasi untuk Jabar mana apresiasinya untuk CMS dan saya” tandas H.Iyan Cahyan selaku pemohon yang tertulis dalam surat rekomendari penyelenggaraan.
Naaah lhooo…..jadi aturan tinggal aturan ya pa Haji…hihi…….Bambang Soerjadi selaku ketua Juri dan Saeful Hidayat sebagai Juri anggota sudah mengingatkan kenapa penyelenggaraan menyalahi aturan yang tertuang dalam juklak…ko dibiarin aja pa juri???? ” Juri kan bertugas mengawasi penyelenggaraan event ini, baik race maupun sisi penyelenggara, tugas kami nantinya hanya melaporkan kejadian yang terjadi dilapangan, mengenai keputusan apa yang akan diambil terhadap kekurangan dan kelebihan silahkan itu urusan pengurus pengprov untuk menentukan, apakah itu penghargaan ataupun peringatan dan juga sangsi, saya bisa saja menyetop event karena tidak memenuhi aturan, tapi mau dikemanakan muka pengprov dimata sponsor ko balapnya bisa batal” jelas Abah Bambang usai penyelenggaraan.
Keterangan Sang Juri kembali OZ penasaran bertanya kembali pada pengurus KONIDA Kota Tasik, apakah siap seandainya dalam penyelenggaraan ini dianggap tidak memenuhi syarat dan club anda kena sangsi?? “silahkan saja kasih sangsi, saya siap, ini lah kenyataan yang ada” tegas H Iyan penyuka mobil Jeep dengan nada tegas.
Hal kecewa dengan penyelenggaran kejurda seri 2 ini juga terlontar dari HRM DJoko Soerjono selaku PIC pengprov ketika melihat kualitas penyelenggaraan ini tidak memenuhi syarat penyelenggaraan. “saya sangat kecewa, tentunya pengprov akan mempelajari kasus perkasus untuk mengambil langkah selanjutnya” jelas Mas Joko.
Sebetulnya aturan pagar BRC bisa direvisi seandainya sirkuit permanen sudah menyediakan tribun penonton tempat duduk yang layak dan nyaman untuk menonton seperti sirkuit Sentul besar dan kecil serta sirkuit Gery mang Subang, pelaksanaan disana jauh lebih teratur dan enak dilihatnya. Pa haji segera bikin tribun biar gak usah repot-repot pasang BRC secara menyeluruh.
Runyam deh urusannya kalau begonooohh……….tegas atau ditindas…????
penulis : Edi Batrawan | Foto : Edi Imola
sumber:http://www.otomotifzone.com/2014/09/22/kejurda-jabar-sirkuit-tanpa-pagar-promotor-tak-gentar-pasang-badan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar